Langsung ke konten utama

Cerita Singkat di Jogja

Assalamualaikum sahabat, hari ini : Jumat, 11 Oktober 2019 pukul 22.00 akan kuceritakan pengalaman singkat -yang berharga-  ku di Jogja 😊 oke tanpa basa basi, langsung aja yaaa..

Minggu : 29 September 2019
Tiba-tiba, ada pesan WA masuk dari orang yang tidak terduga, sangat tidak terduga. Ya, entah ada angin apa, Mas Alam menanyakan kabarku. Sedikit cerita, Mas Alam ini adalah Ketua Kegiatan Teaching and Travelling (TNT) ke 12 yang pernah kuikuti pada bulan Februari 2018. Acara ini diselenggarakan oleh komunitas 1000guru Semarang. Mas Alam berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Pertemuan kedua kami pada acara "Aku Sehat" yang diadakan oleh Komunitas Arsa Semarang pada bulan Maret 2019. Mas Alam merupakan sosok yang sangaaattt humble dan tipe orang yg berbaik hati dengan semua orang tanpa memandang siapa orang itu. Sejak pertemuan pertama kami di TNT 12, Mas Alam memang sudah lumayan akrab denganku dan teman-teman, tapi kalau dibandingkan dengan yang lain, aku termasuk teman baru Mas Alam yang tingkat keakrab-an nya masih biasa-biasa saja, kami sempat ngobrol cukup panjang karena kebetulan Mas Alam pernah tinggal di Ungaran, sama sepertiku. Setelah kegiatan TNT 12, pun kami tak pernah berkabar, hanya saling memantau via social media saja, sampai akhirnya kami dipertemukan lagi di acara Arsa Semarang. Dalam acara itu, kami juga berbincang seperlunya.  Lumayan kaget saat tiba-tiba Mas Alam mengirim pesan WA dan menanyakan kabar, saya justru malah dirundung banyak tanda tanya, "Ada apakah ini? Apakah Mas Alam mau pamit karena akan kembali ke kampung halamannya di NTB?? Tapi masak sih aku harus dipamiti? Padahal aku kan cuma ketemu Mas Alam 2 kali?? Atau Mas Alam mau ngasih undangan? Kok aku diundang? Emang siapa aku?" Haha baru di WA Mas Alam pertama kali aja otakku udah mikir macem-macem 😅 Ternyata Mas Alam menghubungiku karena memang ingin melanjutkan silaturahmi, beliau merasa berdosa tidak melanjutkan silaturahmi baik ini, begitu katanya..

Mas Alam, salah satu putra terbaik Indonesia Timur
Pesan demi pesan kubalas, sampailah pada ajakan Mas Alam kepadaku untuk mengikuti acara "Fun Camping" di Waduk Sermo, Kulon Progo tanggal 5-6 Oktober 2019. Awalnya ragu karena sebagian besar orang yang ikut sepertinya tidak kukenal, jarak tempatnya pun cukup jauh. Tapi dengan berbagai pertimbangan, akhirnya aku memutuskan untuk ikut karena sudah lama rasanya tidak bertemu dengan orang-orang baru. Aku menceritakan rencanaku untuk ikut Fun Camping ke temanku, Puput. Dan sepertinya dia tertarik. Akhirnya kuajaklah dia, dia pun mau.
Fun Camping Waduk Sermo 2019
Sabtu : 05 Oktober 2019 
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba,  sekitar pukul 12 siang Puput datang ke rumahku, kami pun segera berjalan kaki untuk menuju tempat pemberhentian bus terdekat. Setengah jam kami menunggu bus jurusan Semarang-Jogja tapi tak ada satupun bus yang lewat. Akhirnya kami memutuskan untuk naik angkot terlebih dahulu menuju terminal Bawen. Sekitar pukul 2 siang kami sampai di terminal Bawen dan langsung menuju ke agen bus Ramayana, beruntungnya kami karena kursi yang tersisa hanya tinggal 2, itupun kursi cadangan di samping pak sopir hehe tapi gapapalah dari pada harus menunggu datangnya bus selanjutnya..

Menuju pemberhentian bus terdekat
Pukul  6 sore, sampailah kami di Terminal Giwangan Yogyakarta. Sesampainya di pintu terminal, Mas Alam dan temannya sudah stand by untuk menjemput kami. Kami transit dahulu di kontrakan Mas Alam, disana sudah ada Kak Rahma, Kak Nisa, Kak Aul, Kak Arif, dan disusul Kak Ika. Mereka baru pertama kali kukenal,kecuali Kak Rahma karena kami sempat bertemu di acara Arsa Semarang. Sambil menunggu teman lain yang ikut rombongan kami , kami disuguhi lagu-lagu khas Nusa Tenggara yang dinyanyikan oleh teman-teman kontrakan Mas Alam yang notabene semua berasal dari Bima. Aku sangat menikmati nyanyian mereka walau nggak tahu arti dari lirik-lirik lagu yang dinyanyikan karena memang bahasanya full bahasa Nusa Tenggara. Main di kontrakan Mas Alam berasa lagi di Nusa Tenggara hehe...

Perjalanan menuju Waduk Sermo baru dimulai pukul 8 malam, padahal jarak dari kontrakan Mas Alam ke waduk kurang lebih 40 km wkwk jarak yg cukup jauuuh. Kami berangkat menuju waduk dengan mengendarai sepeda motor. Aku dengan Mas Alam, puput dengan Kak Aul, Kak Rahma dengan Kak Nisa, dan Kak Ika dengan Kak Arif. Mas Alam membawa Sound segede koper yang ditaruh di bagian depan motor, aku lihat Mas Alam agak kesulitan bawanya, kuminta Mas Alam untuk memindah Soundnya di tengah, tapi Mas Alam menolak karena takut aku nggak nyaman duduknya.

Perjalanan menuju waduk disambut dengan jalanan Kusumanegara Jogja yang maceeetttt parah. Badan udah pegel banget bawa tas gede,  hawanya udah pengen rebahan aja deh. Macet pun berakhir di Ambar Ketawang. Di Ambar Ketawang, kami menunggu teman-teman lain yang hendak berangkat bersama menuju waduk. Setelah semua kumpul, kami melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan Mas Alam tanya, "Bu guru ngantuk nggak?", kujawab, "iya mass ngantuuk" sesaat setelah menanyakan tingkat kengantukan masing-masing, tiba-tiba motor goyang-goyang....ternyata ban motor bocoorrr, beruntungnya beberapa meter di depan kami ada tempat tambal ban,  alhamdulillaah. Dalam hati rasanya pengen banget cepet sampai TKP tapi apa daya namanya juga ujian dalam perjalanan... Setelah ban motor diganti,  aku dan Mas Alam melanjutkan perjalanan, teman-teman lain sudah menunggu kami jauuh di depan karena motor kami berada di paling belakang. Diboncengin Mas Alam berasa naik Roller  Coasteerrr, ngebuutttt maksimaal, seketika senam jantuung. Karena udah takut banget sama aksi ngebut Mas Alam, akupun minta Mas Alam buat lebih pelan naik motornya. Alhamdulillah Mas Alam ngerti dan motor berjalan lebih selooww hehehe...
Kak Aul saat menunggu ban motor Mas Alam digantiii
Sepanjang perjalanan, Mas Alam cukup banyak cerita dan bertukar pengalaman, mulai dari pacarnya, awal mula bisa sampai di Jawa, pekerjaan dan kesibukan, sampai karakter masyarakat yang ada di Bima, Nusa Tenggara, sangat menarik untuk kudengar...

Jalanan menuju waduk emang cukup mengerikan karena sama sekali tidak ada penerangan, bener-bener gelaaap gulitaaa. Nggak kebayang kalo ban motornya bocor pas di tempat gelap 😰 kami berasa dibawa ke scene cerita KKN Desa Penari wkwk perjalanan malam paling mengerikan yang pernah kualami deh..

Alhamdulillah pukul 10 malam kami sampai ke Waduk Sermo, akhirnyaaa... Tenda-tenda sudah berdiri, beberapa tim sudah bersiap disana untuk menyiapkan makanan. Mulai berkenalan lah kami satu persatu, memang agak sedikit canggung karena 5 dari 18 orang yang ada disana belum kukenal sama sekali sebelumnya. Setelah perkenalan selesai, dilanjut makan malam bersama dan games "sambung kata" yang syarat akan kekonyolan wkwk. Suasana mulai mencair saat games berlangsung, satu persatu dari kami mulai meninggalkan kejaimannya masing-masing, games berakhir sekitar pukul 2 dini hari, dilanjutkan istirahat di tenda masing-masing. Teman-teman cowok memilih tidur di luar tenda sambil menatap ribuan bintang di langit kulon progo..nice....
 Waduk Sermo 
Tenda-tenda sudah terpasaang
Minggu : 06 Oktober 2019
Rasanya belum puas beristirahat, kami harus bangun karena subuh telah tiba. Saat tenda dibuka,  kami disuguhi dengan pemandangan yang luaar biasaa , hamparan waduk yang luas,  serta siluet Sang Surya yang mulai menampakkan wajah keorenannya.. MasyaAllah..... Salah satu hal yang patut untuk disyukuri....
Pemandangan Waduk Sermo pada saat Subuh
Bangun tidur ku terus selfieee
Cantik kan, danaunya
Setelah sholat subuh tertunaikan, muka sudah dibilas,  gigipun sudah disikat, kami melanjutkan kegiatan pagi dengan senam bersama. Dimulai dari senam Maumere, Entah Apa yang Merasukimu, sampai Kartonyono Medot Janji yang dipimpin oleh Ketua Geng kita : Mas Alam wkwk. Di sekitar waduk mungkin terdapat hampir 50 an tenda yang ada, bisa kebayang kan seberapa banyak orangnya. Tapi karena urat malu kita sudah di tinggal di kos masing-masing,  jadi yaa bodo amat dilihat orang segitu banyak 😅
Persiapan senaaam
Syenam dulu byar syehat
Setelah senam, kami melanjutkan sarapan pagi diiringi lagu-lagu jowo-melow sampai rock-romantis sambil melihat indahnya danau buatan di depan kami....sweetttt.... Disitu kami menyempatkan untuk ngobrol dan bertukar pengalaman. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang hebat yang aktif di kegiatan sosial, karir akademisnya juga luar biasaa. Betapa beruntungnya aku yang biasa ini dipertemukan dengan orang-orang hebat seperti mereka. Sebagian besar memang berdomisili di Jogja untuk kuliah atau kerja, tapi mereka berasal dari daerah yang berbeda beda seperti : Pekanbaru, Medan,  Salatiga, Klaten,  Magelang, Solo, Purwokerto, Semarang, Kudus, Bima, dan Ungaran (aku). Walaupun kami berasal dari daerah yang berbeda, tapi disana kami melebur jadi satu tanpa ada sekat, disana kami semua sama-sama ingin menyerap energi positif dan bersenang-senaang. MasyaAllah....
Saat sarapaan
Setelah sarapan selesai, kegiatan selanjutnya adalah games. Kami memulai games pukul 9 pagi dan tempat sudah sangat sepi karena orang-orang yang camping sudah mulai beberes tenda dan pulang. Jadi serasa pulau pribadi euy. Games yang dipimpin Mas Alam menambah keakraban + kegilaan kami. Tertawa lepas tanpa ada rasa jaim sedikitpun, kami seperti sudah mengenal lama padahal belum genap sehari hehe..

kelompokku saat kena hukuman buat joget wkwk
Games pun usai, dan kami mulai membersihkan tenda serta bersiap untuk pulang. Saat membersihkan tenda, ku lihat wajah salah satu teman ( Kak Zain ) yang sedikit murung, kutanya kenapa dia murung,  dan dia berkata bahwa ada perasaan sedih yang dirasa Kak Zain karena dia sering sekali bertemu orang baru tapi akhirnya kehilangan karena harus berpisah. Mendengar pernyataan Kak Zain akupun auto-trenyuh karena aku juga merasakan hal yang sama seperti yang Kak Zain rasakan. Tapi bagaimanapun, cepat atau lambat,  yang bertemu toh akhirnya akan berpisah juga kan? jadi kita harus menyiapkan segala macam kemungkinan :""( Kak Zain adalah salah satu mahasiswa berprestasi di UGM jurusan Teknik Informatika, dia berasal dari Medan, dan salah satu teman baru yang menginspirasiku karena dia mendedikasikan hidupnya bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi untuk orang banyak. Jiwa sosial yang religius sangat melekat dari diri Kak Zain. Sosoknya sangat humble dan low profile.
Ini dia yang namanya Kakak Zaaiiin
Kami melakukan perjalan pulang sekitar pukul 11 siang ditemani rasa kantuk yang luaar biasaa. Pada saat perjalanan pulang, aku dan Mas Alam lebih banyak diam karena memang keduanya sama-sama ngantuuuk. View di sekitar danau saat pulang sungguh luar biasaa indah,  pohon-pohon tinggi yang gersang ditambah suasana awan yang mendung seakan membawa kita di negara lain, bukan Indonesia (bingung mau menjelaskannya gimana saking kerennya wkwk)
Persiapan balik ke Jogjaahhh
Balik woy, kerja kerjaaaa
Muka ngantuk tetap sempatkan selfiee
40 kilometer kami lewati, sampailah kami di Ambar Ketawang, tempat kumpul kami kemarin sebelum berangkat. Disana kami berencana akan makan bersama setelah mandi dan sholat dhuhur. Aku pun diantar ke kos Kak Dhita oleh Mas Alam. Kebetulan Mas Alam lupa letak kos Kak Dhita,  kamipun muter-muter cari kos Kak Dhita, buka map pun nyasar (efek ngantuk,  nggak fokus lihat map). Aku lihat Mas Alam udah ngantuk + capek banget , tapi Mas Alam masih semangat buat nganterin aku cari kos nya Kak Dhita, dan akhirnyaaa ketemu juga kos nya. Aku dan Puput turun di kos Kak Dhita, sedangkan Mas Alam dan Mas Aul kembali ke kontrakannya. Di kos Kak Dhita kami disambut dengan sangat baik. Setelah selesai mandi dan sholat, aku dan puput memutuskan untuk pergi ke shopping center dahulu untuk mencari buku titipan teman puput untuk keperluan thesis. Aku dan puput diantar Kak Ivo dan Kak Milo. Aku nggak enak sama Kak Ivo dan Kak Milo karena sudah repot mengantarkan kami ke shopping center. Disana kami juga sulit untuk menemukan buku yang dimaksud oleh teman puput. Kak Ivo ikut membantu kami untuk mencari buku yang dimaksud. Ternyata buku yang dicari memang tidak ada, akhirnya Puput membeli buku referensi lain.

Dari shopping center kami berempat melanjutkan perjalanan ke tempat makan yang sudah teman-teman rencanakan tadi, yaitu di Bakso Klenger. Jarak antara shopping center dan Bakso Klenger ternyata cukup jauh, kami harus meminta bantuan Mrs. Map karena Kak Ivo lupa arah menuju ke tempat tersebut. Sesampainya disana ternyata teman-teman belum juga berada di tempat, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Aku mulai khawatir karena bus terakhir berangkat jam 5 sore dari Terminal Jombor. Jarak dari Bakso Klenger ke Terminal Jombor pun tidak dekat. Kurang lebih 30 menit. Setelah banyak pertimbangan, akhirnya aku dan puput memutuskan pulang ke Ungaran walaupun aku merasa bersalah dengan teman-teman yang lain karena aku tidak bisa memenuhi ajakan mereka untuk makan bareng.

Penampakan seseorang yang sedang berburu buku murah wkwk

Mas-mas penjual buku di Shoping Center Jogjah
Kak Milo dan Kak Ivo bersedia mengantar kami ke Terminal Jombor. Mereka berdua baik bangeettt, sesampainya di Terminal Jombor pun mereka masih nunggu aku dan puput sampai naik bus. Padahal aku tau pasti mereka udah capek banget. Kak Milo,  Kak Ivo, I Love You 3000 T.T
Kak Ivo, calon dokter gigi yang baik hati
Yang depan sendiri itu Kak Milo, orang ter-nggak punya malu yang pernah aku temui wkwk
Dengan kekuatan bius dari Antimo, seketika aku tidak sadarkan diri (re:tidur) , dan saat kebangun tiba-tiba udah sampai Ambarawa aja wkwkw Antimo emang idolaku, anti mabok no. 1 ! 

Hmmm begitulah cerita singkatku di Jogja. Walaupun belum genap 2 hari aku bertemu teman-teman baru di Jogja, tapi aku dapat banyaaakkk banget pelajaran. Mereka jadi Role Model buatku, mulai dari karakter Mas Alam yang sangat humble dan rela berkorban buat teman-temannya, rasa kekeluargaan, cara komunikasi yang baik, cara membawa diri di tengah orang-orang baru, sifat mereka yang sangat tanggap kalau ada yang butuh bantuan, semua kebaikan-kebaikan mereka kepadaku bakal aku inget teruus sampai kapanpun. Satu lagi pelajaran berharga yang aku dapet : "Hidup kita bukan hanya untuk diri kita sendiri, melainkan untuk orang-orang yang ada di sekitar kita".
Amazing Trip with Amazing People
Terima kasih banyak untuk pelajaran hidup yang kalian berikan. Semoga Allah selalu jaga kalian,  dan beri kita kesempatan buat ketemu lagi aamiiiin. See you again Mas Alam, Puput, Kak Ivo, Kak Milo, Kak Zain, Kak Ika, Kak Aul, Kak Arif, Kak Alin, Kak Nilam, Kak Rahma, Kak Nisa, Kak Lina, Kak Elin, Kak Dhita, Kak Nuril, dan Kak Inas. I will miss you all so muchhh.
Bersama kakak-kakak hebat
Terima kasih Allah untuk moment berharga ini, semoga Engkau berikan hamba kesempatan untuk mengukir momen luar biasa lainnya aamiinnn...

Dariku yang akan merindukan kalian


💜 intan 💜
#funcamping #waduksermo #kulonprogo

Komentar

  1. Kenapa wajah menyeramkanmu ga dimasukin ke tulisan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. buakakakaka anggap saja wajah itu tidak pernah adaaa

      Hapus
  2. Masya Allah, dah bagus bahasa ceritanya kak. Sukses selalu kak. Btw, yg dari Kudus yang mana kak?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hal-hal menyenangkan versiku

Ketika pikiran lagi sumpek, overthinking,mikir macem-macem, coba kita tuliskan hal-hal menyenangkan buat ngobatin kesumpekan. Berikut hal-hal menyenangkan versi akuu 1. Rebahan di kamar sambil scrolling timeline instagram 2. Naik motor sendirian sambil nyanyi di jalan 3. Nguleni adonan pastry sambil denger radio Rasika FM yang lagi muterin lagu-lagunya Alm. Didi Kempot 4. Nyetok foto di tempat yang jarang terjamah orang 5. Ngrekam suara sendiri pake backsound instrumental dari youtube 6. Cerita ngalor ngidul sama ibuk tentang temen-temen  7. Edit foto pake vscocam atau incollage biar lebih estetik 8. Camping bareng temen-temen sambil makan ayam bakar yang udah dibumbuin ibuk 9. Nyiramin tanaman kesayangan, terus foto-fotoin mereka 10. Pergi ke gramedia sendiri lihat-lihat buku padahal nggak beli 11. Ngerjain kerjaan sambil dengerin lagu-lagu indie favorit dari jaman SMA 12. Ngobrol via whatsapp sama temen kuliah tentang kekonyolan di kampus 13. Nonton web series yang romantis sambil se

Kolaborasi Dapur Bersama Ibu

Hari ini pengen cerita yang ringan-ringan aja, tanpa kode atau kata-kata puitis seperti 3 tulisan sebelumnya hehe Ramadhan hampir menuju hari keempat tapi alhamdulillah sudah banyak sekali pelajaran,  dan sebagian besar aku dapat dari Ibu.. Selama ramadhan ini saya, kakak, dan ibu bersepakat untuk lebih melebarkan sayap dari usaha kuliner kecil-kecilan kami yg mulai kurintis tahun 2019. Awalnya usaha ini hanya iseng-iseng saja karena berniat untuk memasarkan produk makanan yang dibuat oleh bulek yang harus berperan sebagai single parent. Lalu kubuatlah instagram dan aku upload foto-foto makanan buatan bulek ditambah makanan yang aku dan ibuku buat, produk awal kami yaitu tape ketan,kue lebaran, dan zuppa soup. Alhamdulillah peminatnya lumayan banyak saat kami buka Pre Order. Produk-produk makanan selanjutnya didapat tanpa sengaja, dan kadang terpikirkan disaat yang tidak terduga 😀 Singkat cerita,  produk iseng yang paling booming dari usaha kuliner kami adalah pangsit isi. Reny