Langsung ke konten utama

10:31 pm.

Saya kembali menulis di blog ini, itu artinya ada beberapa hal yang tidak bisa saya ungkapkan melalui kata-kata. Ada beberapa hal yang saya sendiri kebingungan untuk menceritakannya kepada keluarga maupun teman dekat. 

Pernahkah kalian merasa payah ? merasa punya banyak sekali kekurangan dalam diri kita. 

Beberapa hari ini saya sedang merasa heran betapa payahnya saya, terutama dari segi komunikasi, lagi-lagi masalah saya ada pada hal komunikasi. Saya tipe orang yang mudah panik , saat panik melanda, pikiran nggak bisa buat mikir jernih, akhirnya banyak sekali kesalahan dalam hal menyampaikan apa yang ingin saya maksud. Bukan hanya kesalahan dalam menyampaikan, kadang saya melakukan hal-hal yang justru merugikan diri saya sendiri. Ya. itu akibat ke-payah-an saya dalam berkomunikasi.

Saat ini pekerjaan saya menuntut saya untuk baik dalam berkomunikasi, saya mencoba perbaiki pola komunikasi saya. Saya belajar merangkai, memilah kata yang tepat untuk rekan kerja, baik yang senior maupun yang junior. Tapi jujur, saya tersiksa karena itu bukan saya. 

Saya berpikir, dapatkah manusia dituruti kemauannya tanpa harus menyampaikan ?? Dapatkah orang berteman tanpa banyak basa basi sana sini? dan yang terakhir, adakah orang yang mau menerima saya sebagai partner hidup, jika dalam hal berkomunikasi saja masih payah, manajemen keuangan kacau, manajemen pikiran dan perasaan amburadul. Saya sering melakukan kesalahan yang berulang, saya sering salah berbicara, saya kerap salah tingkah, pemikiran saya mungkin tidak sedewasa teman-teman seumuran, saya mudah emosi, saya tidak pandai menanggapi, dan masih banyak lagi kesalahan-kesalahan yang saya buat.

Pikiran saya tambah kacau ketika orang lain semakin menegaskan kesalahan-kesalahan yang saya lakukan. Reaksi-reaksi negatif yang beberapa orang sampaikan semakin membuat saya merasa payah, sungguh payah. "Kamu kok salah terus sih?", "Kamu pelupa banget !", "Gini aja kok grogi!", "Kamu bisa nggak lebih tenang ??", "Kamu kan udah dewasa, harusnya bisa memutuskan sendiri!", "Gimana sih kamu tu!", "Umur kamu kan udah 27, harusnya bisa lebih dewasa dong!", "Kamu udah 3x ikut CPNS, harusnya yang sekarang bisa lolos", "Masak orang kayak km belum punya calon?", "Jorok banget sih kamu", "Pantes gagal terus wong kamu nggak berani berargumen !", dan lain-lain...

Kadang mereka nggak sadar , respon-respon seperti itu, alih-alih bisa menjadikan seseorang lebih baik, justru membuat orang tersebut semakin DOWN dan bingung harus melangkah seperti apa. Memang kita tidak bisa mengendalikan komentar orang lain terhadap kita, yang bisa kita kendalikan adalah diri kita sendiri. Tapi setidaknya, kita semua pernah diajarkan bagaimana cara menghargai bukan ? 

Kita nggak pernah tahu, seberapa besar usaha seseorang untuk menjadi lebih baik, jadi bagaimanapun keadaan seseorang, sikap seseorang, kapasitas seseorang wajib kita hargai walau mungkin tidak sejalan dengan apa yang kita yakini benar.

Sebagai orang yang merasa sangat payah belakangan ini, saya cuma ingin dihargai, didukung, dimotivasi, dituntun untuk menjadi lebih baik. Tolong jangan sampaikan respon-respon negatif ketika Anda melihat kesalahan dalam diri saya, cukup ingatkan dan beri dukungan. Respon-respon negatif kalian membuat saya semakin kacau dan mungkin akan membuat saya semakin sering melakukan kesalahan.

I'm just human, saya banyak salahnya, banyak hal bodoh yang mungkin saya lakukan, tapi hargailah proses belajar saya. 

Kata orang , sekuat apapun motivasi yang diberikan orang lain kepada kita, nggak akan ada artinya kalau di dalam diri kita belum ada keyakinan untuk berubah menjadi lebih baik. 

Teruntuk orang yang ada di foto ini , terima kasih sudah berjalan jauh tanpa henti meski tertatih-tatih di saat pandemi, walau kamu sering sekali melakukan kesalahan, sering salah ngomong di depan doi, panik berat kalau jadi MC, sering nggak pede dan malu sendiri, tapi kamu hebat, banyak hal baru yang kamu bisa, yuk semangat belajar lagi terutama dalam hal komunikasi sambil menanti calon suami. Dimanapun kamu berada tetap jadi pribadi yang membumi ! 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hal-hal menyenangkan versiku

Ketika pikiran lagi sumpek, overthinking,mikir macem-macem, coba kita tuliskan hal-hal menyenangkan buat ngobatin kesumpekan. Berikut hal-hal menyenangkan versi akuu 1. Rebahan di kamar sambil scrolling timeline instagram 2. Naik motor sendirian sambil nyanyi di jalan 3. Nguleni adonan pastry sambil denger radio Rasika FM yang lagi muterin lagu-lagunya Alm. Didi Kempot 4. Nyetok foto di tempat yang jarang terjamah orang 5. Ngrekam suara sendiri pake backsound instrumental dari youtube 6. Cerita ngalor ngidul sama ibuk tentang temen-temen  7. Edit foto pake vscocam atau incollage biar lebih estetik 8. Camping bareng temen-temen sambil makan ayam bakar yang udah dibumbuin ibuk 9. Nyiramin tanaman kesayangan, terus foto-fotoin mereka 10. Pergi ke gramedia sendiri lihat-lihat buku padahal nggak beli 11. Ngerjain kerjaan sambil dengerin lagu-lagu indie favorit dari jaman SMA 12. Ngobrol via whatsapp sama temen kuliah tentang kekonyolan di kampus 13. Nonton web series yang romantis sambil se

Cerita Singkat di Jogja

Assalamualaikum sahabat, hari ini : Jumat, 11 Oktober 2019 pukul 22.00 akan kuceritakan pengalaman singkat -yang berharga-   ku di Jogja 😊 oke tanpa basa basi, langsung aja yaaa.. Minggu : 29 September 2019 Tiba-tiba, ada pesan WA masuk dari orang yang tidak terduga, sangat tidak terduga. Ya, entah ada angin apa, Mas Alam menanyakan kabarku. Sedikit cerita, Mas Alam ini adalah Ketua Kegiatan Teaching and Travelling (TNT) ke 12 yang pernah kuikuti pada bulan Februari 2018. Acara ini diselenggarakan oleh komunitas 1000guru Semarang. Mas Alam berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Pertemuan kedua kami pada acara "Aku Sehat" yang diadakan oleh Komunitas Arsa Semarang pada bulan Maret 2019. Mas Alam merupakan sosok yang sangaaattt humble dan tipe orang yg berbaik hati dengan semua orang tanpa memandang siapa orang itu. Sejak pertemuan pertama kami di TNT 12, Mas Alam memang sudah lumayan akrab denganku dan teman-teman, tapi kalau dibandingkan dengan yang lain, aku te

Kolaborasi Dapur Bersama Ibu

Hari ini pengen cerita yang ringan-ringan aja, tanpa kode atau kata-kata puitis seperti 3 tulisan sebelumnya hehe Ramadhan hampir menuju hari keempat tapi alhamdulillah sudah banyak sekali pelajaran,  dan sebagian besar aku dapat dari Ibu.. Selama ramadhan ini saya, kakak, dan ibu bersepakat untuk lebih melebarkan sayap dari usaha kuliner kecil-kecilan kami yg mulai kurintis tahun 2019. Awalnya usaha ini hanya iseng-iseng saja karena berniat untuk memasarkan produk makanan yang dibuat oleh bulek yang harus berperan sebagai single parent. Lalu kubuatlah instagram dan aku upload foto-foto makanan buatan bulek ditambah makanan yang aku dan ibuku buat, produk awal kami yaitu tape ketan,kue lebaran, dan zuppa soup. Alhamdulillah peminatnya lumayan banyak saat kami buka Pre Order. Produk-produk makanan selanjutnya didapat tanpa sengaja, dan kadang terpikirkan disaat yang tidak terduga 😀 Singkat cerita,  produk iseng yang paling booming dari usaha kuliner kami adalah pangsit isi. Reny