Langsung ke konten utama

TRIP SOLO-JOGJA WITH #SAHAMBAT

Assalamualaikum wr.wb.
Hallooo semua, kali ini saya akan berbagi cerita tentang pengalaman nge-trip-irit saya ke Solo dan Jogja. Selamat membaca yaa ...

Trip kali ini sudah saya rencanakan jauh-jauh hari sebelum hari H. Saya punya satu #sahambat (re : sahabat sambat) asal Kudus bernama Nina. Kami berteman baik sejak duduk di bangku kuliah. Setelah lulus dan bekerja, kami ingin sekali pergi nge-trip bareng ala backpacker haha. Salah satu destinasi yang ingin sekali kami kunjungi adalah Bromo yang ada di Jawa Timur. Tapi karena pertimbangan beberapa hal, akhirnya kami memutuskan untuk trip ke Solo dengan naik kereta Kalijaga yang harga tiketnya hanya 10,000 rupiah. Murah banget kan ! Kebetulan, teman saya ini bisa dibilang agak kampung ya karena belum pernah naik kereta api sama sekali wkwkwk (ampuun Nin :p). Kira-kira sekitar H-sebulan sebelum kami berangkat ke Solo, hampir setiap hari kami membahas rencana trip tersebut, mulai dari tanggal, tempat wisata mana saja yang akan kami kunjungi, apa saja yang mau dibawa, berapa budget yang harus disiapkan, sampai referensi pose foto yang akan kami gunakan saat disana nanti haha. Ribet banget ya kami , kayak mau pergi ke luar negeri aja, tapi ya begitulah kenyataannya wkwk. Singkat cerita, hari yang kami tunggu pun akhirnya tiba jugaa... :D

Rabu, 17 April 2019
Setelah Nina menyalurkan hak suara nya dalam pesta demokrasi Indonesia, Nina segera melakukan perjalanan ke Ungaran dengan mengendarai sepeda motor. Sebenernya saya prefer kalo dia naik travel, tapi karena dia maksa, yasudah…
Sekitar pukul 2 siang Nina sampai juga di rumah saya. Malam harinya, kami mempersiapkan barang-barang yang akan kami bawa ke Solo. Malam itu kami sepakat bahwa kami tidak akan ngobrol sampai larut malam , karena esok harinya kami harus bangun pagi untuk menuju ke Stasiun Poncol Semarang.

Kamis, 18 April 2019
Yeaaayy !! The Day !
Karena terlampau excited dengan agenda nge-trip kali ini, saya pun bangun terlalu pagi. Jam 3 pagi saya sudah bangun, saya kira sudah jam 5 haha. Saya buru-buru ke kamar mandi untuk mandi (sepagi itu wkwk). Selesai mandi, saya dan Nina berbincang sebentar, dia memberi kabar ke Mesi (teman kami yang bekerja di Solo) bahwa hari itu kami akan berangkat ke Solo dengan naik kereta. Tiba-tiba Mesi memberi kabar bahwa tiket semua kereta menuju Solo sudah terjual habis !! Kamipun panik dan kecewa karena bisa dipastikan bahwa rencana kami nge-trip ke Solo dengan naik kereta GAGAL ! Kami coba cari tiket kereta di beberapa aplikasi online dari Semarang menuju Solo, Dan ternyata memanh habis semua huhu… Akhirnya saya meminta Nina untuk mencari tiket kereta dari Solo ke Jogja. Alhamdulillaahhhh, masih ada tiket untuk kereta api Joglosemarkerto dengan harga 32,000 rupiah. Nina segera memesan tiket dan membayar via aplikasi mobile banking. Alhamdulillah impian Nina untuk naik kereta api sebentar lagi terwujud wkwkw.

Sekitar pukul 06.30 kami berangkat ke Solo dengan naik Bus. Tiket bus dari Semarang ke Solo seharga 25,000 rupiah. Perjalanan kurang lebih selama 2,5 jam. Bus kami berhenti di Terminal Tirtonadi Solo. Baru pertama kali ini kami turun di Terminal tersebut. Terminalnya sangat bersih dan modern, beda dengan terminal lain yang pernah kami kunjungi.
Gambar 1. Terminal Tirtonadi Solo

Kami berkeliling terminal untuk mencari pintu keluar. Cukup melelahkan karena terminalnya cukup luas. Ada satu hal konyol yang kami alami saat berada di terminal. Kami berjalan di jalur yang jelas-jelas tertera tulisan “JALUR BUS, SELAIN BUS DILARANG MELINTAS” , tapi dengan PD nya kami tetap melintas, dan parahnya Nina malah minta foto di tengah jalur Bus tersebut. Tiba-tiba ada bapak-bapak yang menegur kami dengan keras bahwa kami tidak boleh melintas di jalur tersebut. Saya pun lari mencari tempat persembunyian dan langsung memarahi Nina habis-habisan wkwk (Peace Nin :p). Akhirnya kami masuk ke terminal lagi dan menuju pintu keluar untuk menunggu mobil online yang sudah kami pesan lewat aplikasi GR**. Destinasi pertama kami adalah Keraton Kasunanan Surakarta. Biaya mobil online dari terminal menuju keraton sebesar 12,000 rupiah. Saat berada diperjalanan , pengemudi mobil online yang kami tumpangi merekomendasikan untuk lebih baik mengunjungi keraton Mangkunegaran dibanding Kasunanan karena saat ini wisatawan yang berkunjung ke keraton Kasunanan dilarang masuk ke dalam keraton, hanya diperbolehkan masuk ke dalam museum keraton saja yang jaraknya tidak begitu jauh dari keraton. Akhirnya kami tetap memutuskan berkunjung ke keraton Kasunanan. Sesampainya disana, kami disambut oleh 2 prajurit yang sedang berjaga di depan pintu keraton. Kamipun segera meminta foto dengan kedua prajurit tersebut. Untuk bisa berfoto bersama prajurit, kita diminta untuk membayar seikhlasnya, walaupun “seikhlasnya” tetep ya guys kita harus memberi dengan nominal yang pantas.

Gambar 2. Foto bersama prajurit keraton

Setelah puas berfoto di sekitar keraton, kami berjalan menuju museum keraton yang berada di belakang Keraton Kasunanan tersebut. Kami berjalan sekitar 2 menit untuk menuju ke museum. Biaya masuk museum sebesar 10,000 rupiah per wisatawan. Museum tersebut cukup luas dan berisi benda-benda jaman dahulu saat masa pemerintahan Keraton Kasunanan Surakarta, mulai dari pakaian yang dipakai warga kerajaan, senjata saat berperang, hingga alat transportasi yang digunakan sehari-hari. Cukup lengkap benda-benda yang disimpan di museum tersebut.


Gambar 3. Museum Keraton Kasunanan Surakarta

Berkeliling museum cukup melelahkan bagi kami, karena kami masih membawa barang bawaan yang cukup banyak dari Ungaran. Sekitar jam 12 siang , kami memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon beringin besar untuk minum es dawet (segeeerrrrrr + serem jadinya kalau malam hari). Harga es dawet yang kami minum cukup murah yaitu hanya 5,000 rupiah saja. Setelah tenaga sudah terkumpul, kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju Home Stay yang sudah kami pesan lewat aplikasi Travel***. Biaya menginap semalam di Home Stay tersebut cukup murah yaitu hanya 98,386 rupiah, jadi setiap orang cukup membayar 49,193 rupiah saja. Nggak sampai 50,000 rupiah untuk menginap semalam di kota besar seperti Solo. Fasilitas yang disediakan antara lain: 2 tempat tidur, 1 kipas angin, kaca, dan kamar mandi luar. Jalan kaki dari keraton menuju Home Stay kurang lebih 15 menit. Home Stay tersebut terletak dekat dengan kawasan Pasar Klewer. Jalan menuju Home Stay cukup ramai karena merupakan jalan utama. Sebagai penunjuk jalan, kami serahkan sepenuhnya kepada mbak-mbak Google Maps hihi..(Alhamdulillah kita hidup di jaman yang serba mudah yaa huehehe ).

Ditengah perjalanan , kami membeli sate lontong untuk santap siang. Harga sate lontong di sekitar Pasar Klewer seharga 10,000 rupiah dan sudah cukup mengenyangkan. Sesampainya di Home Stay kami disambut dengan ramah oleh pemilik Home Stay tersebut. Kondisi Home Stay sama seperti review yang kami baca saat kami memesan melalui aplikasi Travel*** (biasakan membaca review sebelum memesan via online ya guys). Tempatnya bersih dan nyaman. Kami ditawari mau minum apa saat sampai disana (Bapaknya baik banget hehe). Home Stay tempat kami menginap bernama The Westerners yang berada di daerah Kemlayan Solo

Gambar 4. Gerbang depan The Westerners Home Stay, Kemlayan Solo

Setelah makan siang, kami segera beristirahat karena sore hari kami berencana untuk jalan-jalan ke PGS (Pusat Grosir Solo). Sekitar pukul 4 sore kami memesan mobil online untuk menuju ke PGS. Biaya mobil online dari Home Stay ke PGS sebesar 12,000 rupiah. Dan ternyata , PGS tutup jam 5 sore. Belanja kali ini kurang puas dan nyaman karena sudah banyak toko yang tutup huhu tapi berita baiknya, jadi lebih irit karena nggak beli banyak-banyak hehe. Harga baju yang ada di PGS pada umunya standar dan susah ditawar jika belinya satuan :(
Setelah merasa cukup berbrlanja, kamipun berjalan-jalan dan berfoto di sekitar PGS (berhubung sedang berada di kota orang, jadi kami PD aja foto dipinggir jalan wkwk). Setelah puas berfoto, kami melanjutkan perjalanan ke Alun-Alun Kidul Solo (Alkid) untuk bertemu Mesi. Untuk menuju kesana, kali ini kami memutuskan untuk naik becak dengan biaya 15,000 rupiah. Sangat murah karena jaraknya cukup jauh dan tidak sebanding dengan lelahnya Bapak tukang becak yang mengantarkan kami ke Alkid (maafkan kami Bapak, karena kami beraaat :”((( )
Gambar 5. Berfoto di jalanan sekitar PGS

Hampir sama seperti kondisi alun-alun pada umumnya, di Alkid banyak sekali wahana permainan anak-anak dan pilihan kuliner. Sambil menunggu Mesi, kami mencoba jajanan yang ada di sekitar alun-alun. Setelah maghrib, yang ditunggu-tunggupun datang yeaaayyyy. Karena sudah lama sekali tidak bertemu, banyak hal yang kami bicarakan dan ketawakan wkwkw. Karena terlalu asik ngobrol, tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 9 malam. Saya dan Nina segera memesan mobil online dan kembali ke Home Stay. Biaya mobil online ke Home Stay sebesar 12,000 rupiah.
Gambar 6. Bertemu Mesi di Alun-Alun Kidul Solo

Malam hari nya kami memutuskan untuk tidur lebih awal karena besuk pagi kami harus pergi ke stasiun Solo Balapan.

Jumat, 19 April 2019
Kami berangkat menuju stasiun sekitar jam 5 pagi, karena kereta akan jalan jam 6 pagi. Untuk menuju ke stasiun kami memesan mobil online dengan biaya 12,000 rupiah. Perjalanan dari Home Stay menuju stasiun sekitar 6 menit. Sesampainya di stasiun tak lupa kami berfoto terlebih dahulu di Landmark andalan Stasiun Solo Balapan. Stasiun Solo Balapan sangat modern,nyaman, dan bersih. Saya pun takjub melihatnya haha (lebaaaaiii)
 Gambar 7. Landmark Stasiun Solo Balapan

Setelah puas berfoto di pintu depan stasiun, kami mencetak boarding pass kemudian membawa nya ke petugas untuk diperiksa. Dan ternyata , kami memesan tiket kereta di hari yang salah. Seharusnya kami pergi di hari jumat, tetapi kami salah memesan tiket untuk hari Sabtu haha.... seketika kami panik, tapi ternyata kami dapat melakukan reschedule dengan biaya tambahan 25% (pelajaran berharga biar lain kali lebih teliti lagi wkwk). Setelah melakukan reschedule kami segera menaiki kereta yang berada di jalur 7.
Gambar 8. Pengalaman pertama Nina naik kereta

Perjalanan dari Solo ke Jogja dengan menggunakan kereta memakan waktu 55 menit, hampir 1 jam. Kami berdua turun di Stasiun Lempuyangan Jogjakarta. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun yang ada di Jogja, masih ada stasiun lain yaitu Stasiun Tugu.
Gambar 9. Stasiun Lempuyangan Jogjakarta

Setelah sampai di stasiun, kami berjalan kaki menuju jalanan dekat fly over untuk memesan mobil online. Tak lama kemudian, mobil online pun datang dan bersiap membawa kami ke Benteng Vredeburg. Biaya yang harus kami keluarkan sebesar 12,000 rupiah. 
Sesampainya di Benteng Vredeburg ,kami sedikit kecewa karena hari itu Benteng tutup dikarenakan bertepatan dengan Hari Paskah. Untuk mengobati rasa kecewa kami, segera kami berjalan ke pinggiran Jalan Malioboro untuk mencari sarapan. Kebetulan Benteng Vredeburg ini dekat sekali dengan kawasan Malioboro. Saya memutuskan untuk sarapan nasi gudeg, sedangkan Nina lebih memilih nasi pecel. Harga 1 porsi nasi gudeg 15,000 rupiah, sedangkan untuk nasi pecel 13,000 rupiah. Cukup murah untuk harga di kawasan wisata. Tapi menurut saya pribadi, soal rasa kurang worth it. Mungkin karena ekspektasi saya yang berlebihan dengan nasi gudeg asli jogja yang wuenaak yang pernah saya coba hehe. Tapi cukup bisa mengganjal perut saya pagi itu.
Gambar 10. Jalanan Malioboro di pagi hari

Setelah perut kami kenyang, kami berjalan kaki menuju benteng dan berfoto di gerbang depan hehe. Bangunan ber-arsitektur Belanda ini cukup artistik dan memberikan kesan yang vintage untuk dijadikan sebagai obyek foto.
Gambar 11. Benteng Vredeburg Jogja
Destinasi wisata kami selanjutnya adalah menuju Taman Sari. Kami segera memesan mobil online dengan biaya 12,000 rupiah. Kami sampai di Taman Sari sekitar jam setengah 9 pagi, tapi lokasi sudah sangat ramai. Tiket masuk obyek wisata Taman Sari 5,000 rupiah per wisatawan. Taman Sari merupakan salah satu obyek wisata dengan arsitektur yang luar biasa (menurut saya pribadi hehe). Mulai dari ukiran-ukiran yang terdapat di tembok bangunan, kolam pemandian putri kerajaan jaman dahulu, hingga masjid bawah tanahnya. Obyek wisata ini sangat instagramable guys, setiap sudutnya terkesan vintage,unik, dan elegan. Nah, untuk yang baru pertama kali mengunjungi obyek wisata Taman Sari, saya sarankan untuk meminta bantuan local guide  yang sudah ada di sekitar Taman Sari, karena jalan menuju tempat yang instragamable tadi cukup membingungkan guys,berbelok belok dan naik turun hufffftttt. Biaya yang harus kami keluarkan untuk meminta bantuan local guide di 3 tempat paling HITS di Taman Sari cukup terjangkau yaitu 30,000 rupiah. Local guide tersebut juga bersedia untuk membantu mengambil foto kita di tempat-tempat tersebut.
Gambar 12. Sumur Gumuling , Taman Sari Jogjakarta

Karena medan jalan di area Taman Sari yang naik turun, kami pun merasa lelah dan ingin segera ke kembali ke Ungaran haha. Kami memutuskan untuk naik Bus dari Terminal Jombor. Sebelum ke terminal, kami menyempatkan membeli oleh-oleh bakpia patok khas Jogja di Toko Bakpia 25. Harga 1 kardus bakpian basah dibandrol 35,000 rupiah , sedangkan untuk bakpia kering 30,000 rupiah. Untuk menuju ke Toko Bakpia 25 kami menggunakan armada becak motor dengan biaya yang sangat murah yaitu 5,000 rupiah (seketika girang :p). Dan berita baiknya lagi, bapak becak motor tersebut bersedia menunggu kami berbelanja bakpia, dan menghantarkan kami ke pinggir Jalan KH.Ahmad Dahlan untuk menunggu mobil online yang kami pesan (baik banget Bapaknya,makasih ya Paak :D). Biaya mobil online dari Jalan KH. Ahmad Dahlan menuju stasiun Jombor cukup mahal yaitu 34,000 rupiah, karena jaraknya yang cukup jauh ya guys. Sebenarnya kita bisa menggunakan transportasi Trans Jogja yang lebih murah, tapi karena kami belum paham jalurnya, jadi kami lebih memilih menggunakan mobil online yang praktis hehe. 
Sesampainya di Terminal Jombor kami segera membeli tiket Bus Nusantara dengam harga 45,000 rupiah. Waktu perjanan dari Jogja menuju Ungaran kurang lebih 2,5 jam.

Sepertinya cukup sekian cerita Trip Solo-Jogja kali ini. Semoga bisa jadi referensi untuk kalian yang ingin liburan singkat dan hemat untuk sekedar refreshing mind dari crowded nya dunia kerja hehe

Terima kasih sudah membaca, hope you enjoy it ! ♥♥♥♥
Wassalamualaikum wr.wb.

With luv
Intan ♥

Komentar

  1. Looking good, kak. Tapi jangan jahat-jahat amat lah, bilang gw kamvung wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha ampuuuun , tapu itulah faktanya wkwkw

      Hapus
    2. Momen paling kocak itu liat kepanikanmu kak. Dikit2 panik, nggak bisa selow wkwkwk

      Hapus
    3. Hahaha, butuh yang bisa jadi peredam kepanikan ini kak eh.. Wkwk

      Hapus
  2. Balasan
    1. Dikomen guru bahasa indonesiaa, aku jadi maluu wkwkwk

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hal-hal menyenangkan versiku

Ketika pikiran lagi sumpek, overthinking,mikir macem-macem, coba kita tuliskan hal-hal menyenangkan buat ngobatin kesumpekan. Berikut hal-hal menyenangkan versi akuu 1. Rebahan di kamar sambil scrolling timeline instagram 2. Naik motor sendirian sambil nyanyi di jalan 3. Nguleni adonan pastry sambil denger radio Rasika FM yang lagi muterin lagu-lagunya Alm. Didi Kempot 4. Nyetok foto di tempat yang jarang terjamah orang 5. Ngrekam suara sendiri pake backsound instrumental dari youtube 6. Cerita ngalor ngidul sama ibuk tentang temen-temen  7. Edit foto pake vscocam atau incollage biar lebih estetik 8. Camping bareng temen-temen sambil makan ayam bakar yang udah dibumbuin ibuk 9. Nyiramin tanaman kesayangan, terus foto-fotoin mereka 10. Pergi ke gramedia sendiri lihat-lihat buku padahal nggak beli 11. Ngerjain kerjaan sambil dengerin lagu-lagu indie favorit dari jaman SMA 12. Ngobrol via whatsapp sama temen kuliah tentang kekonyolan di kampus 13. Nonton web series yang romantis sambil se

Cerita Singkat di Jogja

Assalamualaikum sahabat, hari ini : Jumat, 11 Oktober 2019 pukul 22.00 akan kuceritakan pengalaman singkat -yang berharga-   ku di Jogja 😊 oke tanpa basa basi, langsung aja yaaa.. Minggu : 29 September 2019 Tiba-tiba, ada pesan WA masuk dari orang yang tidak terduga, sangat tidak terduga. Ya, entah ada angin apa, Mas Alam menanyakan kabarku. Sedikit cerita, Mas Alam ini adalah Ketua Kegiatan Teaching and Travelling (TNT) ke 12 yang pernah kuikuti pada bulan Februari 2018. Acara ini diselenggarakan oleh komunitas 1000guru Semarang. Mas Alam berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Pertemuan kedua kami pada acara "Aku Sehat" yang diadakan oleh Komunitas Arsa Semarang pada bulan Maret 2019. Mas Alam merupakan sosok yang sangaaattt humble dan tipe orang yg berbaik hati dengan semua orang tanpa memandang siapa orang itu. Sejak pertemuan pertama kami di TNT 12, Mas Alam memang sudah lumayan akrab denganku dan teman-teman, tapi kalau dibandingkan dengan yang lain, aku te

Kolaborasi Dapur Bersama Ibu

Hari ini pengen cerita yang ringan-ringan aja, tanpa kode atau kata-kata puitis seperti 3 tulisan sebelumnya hehe Ramadhan hampir menuju hari keempat tapi alhamdulillah sudah banyak sekali pelajaran,  dan sebagian besar aku dapat dari Ibu.. Selama ramadhan ini saya, kakak, dan ibu bersepakat untuk lebih melebarkan sayap dari usaha kuliner kecil-kecilan kami yg mulai kurintis tahun 2019. Awalnya usaha ini hanya iseng-iseng saja karena berniat untuk memasarkan produk makanan yang dibuat oleh bulek yang harus berperan sebagai single parent. Lalu kubuatlah instagram dan aku upload foto-foto makanan buatan bulek ditambah makanan yang aku dan ibuku buat, produk awal kami yaitu tape ketan,kue lebaran, dan zuppa soup. Alhamdulillah peminatnya lumayan banyak saat kami buka Pre Order. Produk-produk makanan selanjutnya didapat tanpa sengaja, dan kadang terpikirkan disaat yang tidak terduga 😀 Singkat cerita,  produk iseng yang paling booming dari usaha kuliner kami adalah pangsit isi. Reny