Langsung ke konten utama

Pandemi 2020

Pandemi ini, tidak hanya memunculkan permasalahan secara vertikal, tapi juga horizontal
Awal waktu pandemi ini diumumkan , kami banyak mengeluh peran pemerintah yang kurang cepat,
Kebijakan sudah diumumkan di berbagai media, tapi solusi itu belum sampai juga kepada kami..

Siang hari saat terik matahari, dan aku hendak bersiap ke toko roti, tiba-tiba kudengar kabar yang mengganggu ketentraman hati..
Kupikir Physical Distancing ini akan terus mengajakku baca buku, main handphone, leyeh-leyeh di kasur, menikmati lezatnya masakan ibu, serta nguleni roti. Seperti itu terus dan berulang.. Tapi ternyata aku salah , ada permasalahan dibalik Physical Distancing ini yang cukup membuat kami bertiga -aku dan kedua kakakku- harus putar otak untuk menyelesaikannya..

Jujur, aku termasuk ke dalam kumpulan orang yang tak suka menghadapi masalah.. Tapi masalah yang tidak kecil ini harus kami hadapi.. Mau tidak mau, suka tidak suka.. dan aku harus terlibat di dalamnya..

Dari permasalahan ini, aku sadar. I'm not a child, or a girl, anymore. I'm a woman, yang harus siap menghadapi permasalahan-permasalahan hidup yang tidak sepele..harus bisa urun rembug dan mengambil keputusan besar..
Permasalahan hidup yang banyak orang gaungkan, kini berada di depan mataku, dan harus kami selesaikan secepat mungkin..
Hal ini seolah menegurku bahwa memang sudah bukan saatnya lagi aku merisaukan kapan datangnya jodoh impian yang akan masuk ke dalam daftar kriteria yang pernah kutulis di buku catatan..
Menanti jodoh hanya sebagian kecil permasalahan yang toh akhirnya akan Allah datangkan, karena Allah sudah berjanji kepada hambaNya.. Entah kelak berjodoh dengan manusia atau mungkin kematian terlebih dahulu yang menghampiri..wallahu'alam..

Allah Maha Baik. Masalah didatangkan sepaket dengan jalan keluar. Laa Tahzan Innallahama'ana..
Aku percaya , semua ini akan terlewati dengan kebaikanNya..

Tentu menjadi harapan kita semua, pandemi ini segera berakhir. Kami rindu bersosialisasi tanpa khawatir, menghirup udara luar tanpa penghalang di hidung hingga mulut kami, dan salah satu hal yang paling kurindukan : menjadi guru jalanan kesana kemari,  pulang malam menuju rumah sambil mencoba berdiskusi dengan diri sendiri..

Jika pandemi ini berakhir dan Allah masih ijinkan kita melihat dunia, apa yang paling ingin kau lakukan?








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hal-hal menyenangkan versiku

Ketika pikiran lagi sumpek, overthinking,mikir macem-macem, coba kita tuliskan hal-hal menyenangkan buat ngobatin kesumpekan. Berikut hal-hal menyenangkan versi akuu 1. Rebahan di kamar sambil scrolling timeline instagram 2. Naik motor sendirian sambil nyanyi di jalan 3. Nguleni adonan pastry sambil denger radio Rasika FM yang lagi muterin lagu-lagunya Alm. Didi Kempot 4. Nyetok foto di tempat yang jarang terjamah orang 5. Ngrekam suara sendiri pake backsound instrumental dari youtube 6. Cerita ngalor ngidul sama ibuk tentang temen-temen  7. Edit foto pake vscocam atau incollage biar lebih estetik 8. Camping bareng temen-temen sambil makan ayam bakar yang udah dibumbuin ibuk 9. Nyiramin tanaman kesayangan, terus foto-fotoin mereka 10. Pergi ke gramedia sendiri lihat-lihat buku padahal nggak beli 11. Ngerjain kerjaan sambil dengerin lagu-lagu indie favorit dari jaman SMA 12. Ngobrol via whatsapp sama temen kuliah tentang kekonyolan di kampus 13. Nonton web series yang romantis sambil se

Cerita Singkat di Jogja

Assalamualaikum sahabat, hari ini : Jumat, 11 Oktober 2019 pukul 22.00 akan kuceritakan pengalaman singkat -yang berharga-   ku di Jogja 😊 oke tanpa basa basi, langsung aja yaaa.. Minggu : 29 September 2019 Tiba-tiba, ada pesan WA masuk dari orang yang tidak terduga, sangat tidak terduga. Ya, entah ada angin apa, Mas Alam menanyakan kabarku. Sedikit cerita, Mas Alam ini adalah Ketua Kegiatan Teaching and Travelling (TNT) ke 12 yang pernah kuikuti pada bulan Februari 2018. Acara ini diselenggarakan oleh komunitas 1000guru Semarang. Mas Alam berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Pertemuan kedua kami pada acara "Aku Sehat" yang diadakan oleh Komunitas Arsa Semarang pada bulan Maret 2019. Mas Alam merupakan sosok yang sangaaattt humble dan tipe orang yg berbaik hati dengan semua orang tanpa memandang siapa orang itu. Sejak pertemuan pertama kami di TNT 12, Mas Alam memang sudah lumayan akrab denganku dan teman-teman, tapi kalau dibandingkan dengan yang lain, aku te

Kolaborasi Dapur Bersama Ibu

Hari ini pengen cerita yang ringan-ringan aja, tanpa kode atau kata-kata puitis seperti 3 tulisan sebelumnya hehe Ramadhan hampir menuju hari keempat tapi alhamdulillah sudah banyak sekali pelajaran,  dan sebagian besar aku dapat dari Ibu.. Selama ramadhan ini saya, kakak, dan ibu bersepakat untuk lebih melebarkan sayap dari usaha kuliner kecil-kecilan kami yg mulai kurintis tahun 2019. Awalnya usaha ini hanya iseng-iseng saja karena berniat untuk memasarkan produk makanan yang dibuat oleh bulek yang harus berperan sebagai single parent. Lalu kubuatlah instagram dan aku upload foto-foto makanan buatan bulek ditambah makanan yang aku dan ibuku buat, produk awal kami yaitu tape ketan,kue lebaran, dan zuppa soup. Alhamdulillah peminatnya lumayan banyak saat kami buka Pre Order. Produk-produk makanan selanjutnya didapat tanpa sengaja, dan kadang terpikirkan disaat yang tidak terduga 😀 Singkat cerita,  produk iseng yang paling booming dari usaha kuliner kami adalah pangsit isi. Reny