Pandemi ini, tidak hanya memunculkan permasalahan secara vertikal, tapi juga horizontal
Awal waktu pandemi ini diumumkan , kami banyak mengeluh peran pemerintah yang kurang cepat,
Kebijakan sudah diumumkan di berbagai media, tapi solusi itu belum sampai juga kepada kami..
Siang hari saat terik matahari, dan aku hendak bersiap ke toko roti, tiba-tiba kudengar kabar yang mengganggu ketentraman hati..
Kupikir Physical Distancing ini akan terus mengajakku baca buku, main handphone, leyeh-leyeh di kasur, menikmati lezatnya masakan ibu, serta nguleni roti. Seperti itu terus dan berulang.. Tapi ternyata aku salah , ada permasalahan dibalik Physical Distancing ini yang cukup membuat kami bertiga -aku dan kedua kakakku- harus putar otak untuk menyelesaikannya..
Jujur, aku termasuk ke dalam kumpulan orang yang tak suka menghadapi masalah.. Tapi masalah yang tidak kecil ini harus kami hadapi.. Mau tidak mau, suka tidak suka.. dan aku harus terlibat di dalamnya..
Dari permasalahan ini, aku sadar. I'm not a child, or a girl, anymore. I'm a woman, yang harus siap menghadapi permasalahan-permasalahan hidup yang tidak sepele..harus bisa urun rembug dan mengambil keputusan besar..
Permasalahan hidup yang banyak orang gaungkan, kini berada di depan mataku, dan harus kami selesaikan secepat mungkin..
Hal ini seolah menegurku bahwa memang sudah bukan saatnya lagi aku merisaukan kapan datangnya jodoh impian yang akan masuk ke dalam daftar kriteria yang pernah kutulis di buku catatan..
Menanti jodoh hanya sebagian kecil permasalahan yang toh akhirnya akan Allah datangkan, karena Allah sudah berjanji kepada hambaNya.. Entah kelak berjodoh dengan manusia atau mungkin kematian terlebih dahulu yang menghampiri..wallahu'alam..
Allah Maha Baik. Masalah didatangkan sepaket dengan jalan keluar. Laa Tahzan Innallahama'ana..
Aku percaya , semua ini akan terlewati dengan kebaikanNya..
Tentu menjadi harapan kita semua, pandemi ini segera berakhir. Kami rindu bersosialisasi tanpa khawatir, menghirup udara luar tanpa penghalang di hidung hingga mulut kami, dan salah satu hal yang paling kurindukan : menjadi guru jalanan kesana kemari, pulang malam menuju rumah sambil mencoba berdiskusi dengan diri sendiri..
Jika pandemi ini berakhir dan Allah masih ijinkan kita melihat dunia, apa yang paling ingin kau lakukan?
Awal waktu pandemi ini diumumkan , kami banyak mengeluh peran pemerintah yang kurang cepat,
Kebijakan sudah diumumkan di berbagai media, tapi solusi itu belum sampai juga kepada kami..
Siang hari saat terik matahari, dan aku hendak bersiap ke toko roti, tiba-tiba kudengar kabar yang mengganggu ketentraman hati..
Kupikir Physical Distancing ini akan terus mengajakku baca buku, main handphone, leyeh-leyeh di kasur, menikmati lezatnya masakan ibu, serta nguleni roti. Seperti itu terus dan berulang.. Tapi ternyata aku salah , ada permasalahan dibalik Physical Distancing ini yang cukup membuat kami bertiga -aku dan kedua kakakku- harus putar otak untuk menyelesaikannya..
Jujur, aku termasuk ke dalam kumpulan orang yang tak suka menghadapi masalah.. Tapi masalah yang tidak kecil ini harus kami hadapi.. Mau tidak mau, suka tidak suka.. dan aku harus terlibat di dalamnya..
Dari permasalahan ini, aku sadar. I'm not a child, or a girl, anymore. I'm a woman, yang harus siap menghadapi permasalahan-permasalahan hidup yang tidak sepele..harus bisa urun rembug dan mengambil keputusan besar..
Permasalahan hidup yang banyak orang gaungkan, kini berada di depan mataku, dan harus kami selesaikan secepat mungkin..
Hal ini seolah menegurku bahwa memang sudah bukan saatnya lagi aku merisaukan kapan datangnya jodoh impian yang akan masuk ke dalam daftar kriteria yang pernah kutulis di buku catatan..
Menanti jodoh hanya sebagian kecil permasalahan yang toh akhirnya akan Allah datangkan, karena Allah sudah berjanji kepada hambaNya.. Entah kelak berjodoh dengan manusia atau mungkin kematian terlebih dahulu yang menghampiri..wallahu'alam..
Allah Maha Baik. Masalah didatangkan sepaket dengan jalan keluar. Laa Tahzan Innallahama'ana..
Aku percaya , semua ini akan terlewati dengan kebaikanNya..
Tentu menjadi harapan kita semua, pandemi ini segera berakhir. Kami rindu bersosialisasi tanpa khawatir, menghirup udara luar tanpa penghalang di hidung hingga mulut kami, dan salah satu hal yang paling kurindukan : menjadi guru jalanan kesana kemari, pulang malam menuju rumah sambil mencoba berdiskusi dengan diri sendiri..
Jika pandemi ini berakhir dan Allah masih ijinkan kita melihat dunia, apa yang paling ingin kau lakukan?
Komentar
Posting Komentar